Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2023

Hanya Sekitar 30% Hari Ini

Gambar
Bagaimana pelajaran tadi Jefri?- tanya salah seorang kawan yg berkebangsaan Kamboja- setelah usai pelajaran.. Sedikit yg di pahami, jawabku..  Baguslah ada kamu pahami, adapun saya tak ada yg saya pahami. Balasnya. Hmmm, Dosennya cepat sekali menjelaskan yah, loncat² sana sini lagi.. apes deh.  Berusaha untuk mengejar, tapi tak mampu terlalu cepat berlari. Caranya memberikan pelajaran hanya cocok untuk mereka sudah pernah mendapatkan materi itu (sekedar tuk mengulangi), adapun kita yg baru melihat dan mendengar materi itu begitu kesulitan. Apalagi hanya sesekali menggunakan spidolnya (hanya setengah papan tulis, -- tulisan biru di bawah yg kecil²) Mana pelajarannya di waktu tidur siang lagi (13:00-15:00), apalagi cuacanya dingin yg mendukung tuk membungkus badan dengan selimut. Di tambah cacing-cacing perut pada demo menuntut makan dari tuannya karena baru roti tawar yg di lapisi coklat yg mereka santap sebelum masuk kelas tadi... hum hum lengkap sudah 😁.  Berjanji pada

Semangat yang Terpatahkan

Gambar
  Peserta Olimpiade Tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara Kendari, 14 Juni 2014 Keluar dari zona nyaman muncul di benak sejak kelas 3 SMP. Lulus SMP ingin melanjutkan sekolah di kota. Namun apalah daya orang tua belum memberikan izin. Pertimbangan orang tua bervariasi mulai masih terlalu dini sampai yang paling urgent yaitu cuan. Mah pah, saya sekolah di kota yah?. SMAnya di kampung aja dulu. Nanti tamat SMA baru ke kota, kan SMA sudah ada di kampung. Baiklah mah pah. Suatu kesempatan saya bertemu dengan salah seorang teman SMP yang lanjut di kota, tidak terlalu lama bercerita tapi saya lihat perkembangannya luar biasa beberapa langkah di depan saya. “seandainya saya sekolah di kota mungkin tak sejauh ini tertinggal” gumamku dalam hati. Tapi tak apa-apa lah, manfaatin aja dulu kesempatan dan fasililtas yang ada, sembari mencari celah dan cara untuk bisa bersaing dengan mereka, minimalnya sejajar lah. Olimpiade mungkin bisa menjadi batu pijakan? tak ada lagi semangat ikut serta setelah

Memburu Beasiswa Kerajaan Saudi Arabia

Gambar
Lokasi: Padang Pasir Zulfi Provinsi Riyadh Saudi Arabia Nama saya Jefri Lapandewa, di bulan Agustus saya di lahirkan. Di bulan Agustus pula pertama kali menginjakkan kaki di kota Makassar untuk menuntut illmu agama Allah Jalla wa‘ala. Dan di bulan Agustus juga saya meninggalkan kampung halaman menuju Ibu Kota sebagai tahap awal memulai perjalanan ke tanah Arab. Betapa rindunya diri ini untuk bisa menginjakkan kaki di tanah dimana Rasulullah shallallahu alaihi wasallam meninjakkan kakinya. Rindu beribadah di tanah haram. Rindu menuntut ilmu di tanah haram, rindu menunaikan ibadah haji dan umrah.  Walaupun bukan dari keluarga yang serba ada dan bukan juga dari keluarga yang berpendidikan tinggi, Ayah tamatan SMA dan Ibu hanya tamatan SMP, tetapi saya tak permah membatasi angan dan mimpi untuk bisa ke luar Negeri. Cerita dari mulut ke mulut alhamdulillah dapat informasi tentang beasiswa Kerajaan Saudi Arabia dari teman-teman kuliah. Iya dari mulut ke mulut bukan dari web atau